top of page

Beli Tas Praktis dengan Vending Machine Bodypack, seperti di offline store!


bodypack o2o omnichannel marketing sebagai customer experience

Siapa orang yang tidak senang dengan yang namanya belanja? Walaupun hanya sekadar bepergian ke warung dan minimarket untuk membeli cemilan ringan atau sampai pergi ke shopping mall untuk membeli baju baru, intinya kegiatan berbelanja tidak bisa terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita.


Dengan teknologi yang semakin canggih sekarang ini, berbelanja online juga menjadi sebuah kebiasaan yang mendukung gaya hidup masyarakat yang sibuk. Banyak bisnis yang juga memanfaatkan toko online untuk menjangkau customer yang tidak punya banyak akses ke mall atau lokasi bisnis mereka.


Bahkan, sekarang ini, berbelanja offline dan online sudah bisa saling melengkapi dan berjalan beriringan. O2O atau Online to Offline hadir sebagai cara untuk menyatukan dunia nyata dan dunia online, yang biasanya berfungsi untuk e-commerce dan bisnis retail.


Sistemnya seperti ini: customer akan memesan barang secara online kemudian mengambil produk yang sudah dibeli di lokasi-lokasi toko yang sudah dipilih. Mirip istilah omnichannel yang sudah pernah kita bahas, kan?


Tapi, ada ide lainnya. Bagaimana kalau kita membalik sistem O2O ini? Dibandingkan membuat sistem online ke offline, kita akan membuat sistem offline ke online. Mungkin kamu akan berpikir ini ide yang aneh dan tidak ada fungsinya. Tetapi, ternyata sistem ini punya sisi menariknya tersendiri.


Yuk kita bahas lebih jauh dalam artikel ini!



Lebih berkembang dengan O2O dan marketing omnichannel

Dalam model bisnis, sistem O2O adalah hal yang baru dan digunakan di konsep bisnis retail. Dalam ekosistem retail, customer bisa mencari produk secara online sebelum memutuskan untuk membeli barang secara offline. Marketing omnichannel sudah banyak kita bahas sebelumnya disini, atau bisa kamu pahami lebih lanjut lewat blog kami.


Untuk lebih simpelnya, marketing omnichannel adalah pengalaman berbelanja menggunakan semua channel yang saling terhubung dan terintegrasi satu sama lain. customer bisa membaca review sembari mencari-cari produk yang mereka minati. Intinya, O2O dan marketing omnichannel ditujukan untuk memberi kepuasan customer karena mendapatkan pengalaman belanja terbaik.


Harga bukanlah penentu satu-satunya bagi apakah customer akan membeli suatu produk atau tidak. Jika harga suatu produk terbilang mahal, namun customer tersebut mendapatkan customer experience yang baik, mereka akan tetap menyukai berbelanja di brand tersebut.


Menurut Kognifi, ada beberapa manfaat yang didapat dari skema marketing ini, seperti:

  • Harga produk mirip dengan pembelian online dan lebih murah dibandingkan pembelian offline

  • Akses ke informasi seputar produk dan perusahaan/brand

  • Lebih menghemat waktu

  • Koleksi yang tersedia lebih luas


Pengaruh O2O dan marketing omnichannel di bisnis online dan offline


menggabungkan online dan offline marketing

Jika kamu seorang pemilik bisnis, mengaplikasikan skema marketing ini akan memberimu beberapa manfaat seperti:

  • Membantu membangun reputasi brand. Dengan marketing O2O kamu bisa punya aspek visibility dan storytelling, dimana brandmu akan terus terlihat di masyarakat. Dengan storytelling, kamu bisa meningkatkan customer relationship dengan memberikan jalur untuk menghubungkan audience dengan bisnismu. Adanya customer relationship yang baik akan membuat brand lebih percaya dengan brand.

  • Customer yang loyal dan berulang. Objektif dari kepuasan customer adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka, yang membuat mereka akan terus datang dan membeli di brand bisnis kamu untuk kedua kalinya.

  • Lebih banyak informasi dan komunikasi. Siapa yang tidak senang jika informasi stok produk bisa didapatkan dengan mudah? Siapa juga yang tidak senang jika komunikasi dua arah dapat direspon lebih cepat?

  • Mengurangi biaya penyewaan toko offline. Walaupun mungkin tidak terlalu berhubungan, ini informasi pentingnya: ada cara untuk mengurangi biaya sewa jika membuat toko offline di pusat perbelanjaan atau shopping mall.


Teknik marketing seperti ini menempatkan customer sebagai fokus utama dalam strategi bisnis, dimana akan mengarahkan kita ke pembahasan mengenai customer experience.


Cari tahu lebih jauh tentang omnichannel di: Strategi Omnichannel, Solusi Bisnis Retail Masa Kini



Customer experience dalam bisnis


customer experience sebagai titik pusat interaksi dalam berbisnis

Sekarang sudah bukan masanya penjual yang memegang kendali atas bisnisnya karena semua hal harus berfokus ke customer. Dengan banyaknya pilihan di luar sana, mulai dari window shopping dari toko offline sampai informasi yang tidak ada habisnya di internet; konsumen bisa memilih dan melakukan pembelian secara mandiri.


Kita semua pasti pernah mengalami situasi dimana kita ingin membeli sesuatu, lalu mencarinya terlebih dahulu secara online, kemudian membandingkan harga antar beberapa toko. Lebih jauh lagi, kita juga akan pergi jauh-jauh ke toko offline untuk melihat produk secara langsung di depan mata. Hal inilah yang menyebabkan mengapa mengelola customer experience yang baik sangat penting bagi sebuah bisnis. Customer bisa jadi pelanggan tetap dan bisnis bisa meningkatkan brand awareness juga menjangkau customer baru.


Dikenal sebagai CX, customer experience adalah hasil dari seluruh interaksi yang terjadi antara customer dan bisnismu. Mulai dari melihat produkmu yang sudah dipublikasikan di website dan sosial media, komunikasi dengan customer service, sampai menerima produk yang mereka beli.


Contoh customer experience

sistem membership dalam penerapan customer experience

Sebelum masuk ke contoh yang baik tentang customer experience, kita lihat dulu contoh buruk tentang customer experience sebagai gambaran kenapa kita harus memaksimalkan hal ini. Mari kita ambil contoh dari toko kecantikan yang punya sistem member akan mendapat poin jika melakukan pembelian. Mendapat poin setelah melakukan transaksi tentu menjadi experience yang baik, apalagi ada sejumlah hadiah yang bisa ditukarkan jika poin yang terkumpul sudah banyak.


Misalnya, si Putri membeli suatu produk yang nantinya akan bisa mendapatkan sejumlah 2000 poin. Pelayan toko memberi informasi kalau poin ini akan masuk paling tidak 3 hari setelah tanggal transaksi. Namun, setelah 2 minggu, tetap tidak ada tambahan poin yang didapatkan oleh Putri. Disini bagian menariknya dimulai. Ketika Putri datang ke toko untuk menanyakan perihal poin tersebut, penjaga toko hanya menyarankan untuk mengirim email komplain (dimana hal tersebut bisa Putri lakukan dari rumah). Putri butuh jawaban cepat. Saat ini, semua bisa di-automasi dan banyak alat pembantu seperti mesin yang bisa mempercepat proses ini.


Semua ini bukan masalah poin yang didapatkan Putri, tetapi customer experience buruk yang ia rasakan setelah berbelanja disana. Putri memilih untuk tidak lagi berbelanja disana.


Semakin baik customer experience yang dirasakan, customer akan semakin senang untuk kembali berbelanja produk bisnis kamu dan memberikan review yang positif. Kemungkinan mereka akan mengajukan komplain atau pengembalian barang pun akan berkurang.



Informasi tambahan yang tidak penting: sebenarnya cerita si Putri tadi adalah cerita asli, lho. Kamu mungkin juga pernah mendapatkan pengalaman yang tidak mengenakkan selama berbelanja. Nah, jika kamu punya bisnis, jangan sampai customer-mu mendapatkan pengalaman serupa, ya!


Salah satu pengaruh dari marketing O2O adalah untuk mengurangi biaya sewa dari toko offline. Apa cara paling praktis untuk tetap bisa punya toko offline tanpa membuat toko betulan yang perlu biaya besar? Vending machine jawabannya.



Bodypack lifestyle



Kita akan ambil brand yang produknya sering digunakan sehari-hari atau brand lifestyle disini. Bodypack, sebuah brand lokal dari Bandung, terkenal dengan produknya berupa backpack yang diproduksi sejak tahun 1996. Sekarang ini, agar tetap kekinian dan mengikuti tren, mereka juga menjual produk seperti topi, tas laptop, dompet, t-shirt, dan jaket. Adanya produk-produk tersebut semakin memperkuat Bodypack sebagai sebuah brand lifestyle.


Tahu kalau sekarang semua orang senang berbelanja online, mereka membuka sebuah Go-store yang bisa diakses melalui aplikasi. Customer bisa berbelanja dengan lebih efisien dan cepat tanpa perlu keluar rumah. Kekurangannya mungkin hanya karena mereka tidak bisa melihat secara langsung dimensi dan ukuran produk atau bagaimana tekstur produk tersebut.


Zaman sekarang, di dunia serba internet, faktanya beberapa customer tetap memilih untuk mengunjungi toko offline sebelum memutuskan membeli secara online. Bodypack melihat kesempatan ini untuk memberikan customer experience terbaik dengan vending machine dari Smartven. Di tahun 2021, mereka meluncurkan vending machine pertama mereka untuk produk-produk kecil. Mesin ini dilengkapi layar sentuh 22 inci dan metode pembayaran cashless. Dengan menempatkan mesin di dalam Bandung Indah Plaza, sebuah shopping mall di Bandung, customer bisa lebih mudah punya akses ke produk Bodypack.


Masih ingat dengan strategi O2O tadi? Alih-alih menerapkan sistem online ke offline, Bodypack mengadopsi sistem offline ke online. Go-store yang telah mereka bangun sudah terintegrasi dengan vending machine. Cara ini berguna untuk menjual produk besar yang tidak muat dimasukkan ke vending machine, seperti jaket atau backpack.


Begini caranya– pertama, konsumen bisa melihat katalog go-store di vending machine. Setelah memilih suatu produk, akan muncul kode QR yang bisa di-scan dengan smartphone. Setelah di-scan, akan muncul sebuah link yang terhubung ke website Go-store. Dari sana, mereka bisa menyelesaikan transaksi dan mengisi informasi yang lebih detail. Barang yang dibeli pun akan segera sampai di alamat mereka sesuai kecepatan jasa pengiriman barang.


Cara seperti ini memberikan ide customer experience yang baru. Misalnya jika ada konsumen yang tinggal di daerah tertentu dan sedang berjalan-jalan ke Bandung. Ketika mendatangi vending machine Bodypack, mereka tertarik untuk membeli produk, etapi, mereka tidak mau kesulitan membawanya ke kota asal mereka. Dengan opsi untuk melakukan pengiriman, mereka tinggal menyelesaikan transaksi dan menunggu produk tersebut diantarkan ke alamat mereka. Selain itu, strategi offline ke online ini juga bermanfaat untuk orang-orang yang mengincar suatu produk, tetapi stoknya sedang habis di toko offline. Mereka tinggal membeli dari go-store di vending machine yang stoknya bisa diambil dari lokasi lainnya.



Maksimalkan customer experience, bisnis saling berintegrasi

Menghubungkan toko online dengan toko offline adalah langkah yang maju untuk menciptakan O2O dan marketing omnichannel. Tercapainya strategi ini akan memudahkan customer untuk menggunakan seluruh channel bisnismu karena sudah saling terintegrasi.


Kalau kamu punya ide untuk meningkatkan customer experience di tokomudengan vending machine, kamu bisa klik tombol di bawah dan memesan konsultasi gratis bersama tim Smartven untuk prospek lebih lanjut. Mari bangun bisnis retailmu bersama. Lihat juga informasi lainnya melalui website dan Instagram Smartven.


Selamat berbisnis dan sampai berjumpa kembali!




Versi bahasa Indonesia ditulis oleh: Tanisya Pristi Azrelia

Baca Blog Lainnya

bottom of page