top of page

Pengertian Planogram Beserta Cara Membuatnya!


planogram featured image blog post

Dalam dunia retail dan bisnis, perencanaan tentunya harus dilakukan dengan teliti, termasuk di sisi visual. Salah satu perencanaan dalam bentuk visual adalah penggunaan planogram.


Menggunakan planogram ini nantinya akan membantu penjualanmu menjadi lebih optimal, apalagi kalau produk yang dijual sangat bermacam-macam dalam jumlah besar. Apa ya, planogram ini sebenarnya?


Tetap baca untuk mempelajari hal-hal berikut ini:


Apa pengertian planogram?

Planogram adalah alat yang digunakan untuk merencanakan detail visual untuk produk-produk yang akan ditampilkan pada sebuah toko fisik atau offline store. Biasanya dalam bentuk skema atau diagram, planogram ini penting untuk dibuat agar pengaturan produk lebih efisien terlebih saat jumlahnya banyak dan bermacam-macam.


Kalau sudah diatur dengan baik, nantinya kamu bisa dengan mudah mengetahui informasi lengkap sebuah produk mulai dari letaknya di dalam store, sisa stoknya, sampai produk mana yang cocok untuk di-mix-and-match dengan produk lainnya. Biasanya sih, planogram ini dibuat oleh seorang visual merchandiser atau dari tim marketing.



Tujuan Planogram

Tujuan dari dibuatnya planogram adalah menjadi salah satu bagian dari visual merchandising untuk membantu memudahkan pengaturan inventori sehingga bisa meningkatkan nilai penjualan dari toko.


Apakah fungsi dari planogram?

Setelah mengenal definisi dari planogram, kira-kira, apa ya fungsinya selain memudahkan pendataan inventori? Planogram dibuat sebagai panduan untuk visual merchandising pada store. Pernah, gak sih, kalau kita mendatangi sebuah toko baju, produk-produk yang berhubungan atau serupa biasanya di satu rak yang sama? Ini adalah contoh dari visual merchandising.


Dibuatnya planogram juga memungkinkan adanya konsistensi dari produk-produk yang dijual agar terlihat lebih menarik. Planogram juga memiliki fungsi untuk memaksimalkan ruang dari store itu sendiri, memaksimalkan penjualan, dan–percaya atau tidak–nantinya bisa menjadi pengalaman belanja yang menyenangkan untuk para konsumen juga.


Memaksimalkan ruang

Memiliki ruang yang sempit untuk berjualan tidak akan menjadi masalah dengan adanya planogram. Baik untuk store berukuran besar maupun kecil, penggunaan ruang untuk menempatkan produk bisa lebih maksimal jika sudah direncanakan secara visual.


Kita semua tahu menyewa sebuah toko saja sudah mahal, jadi menggunakan planogram dengan ruang yang tidak terlalu luas pun bisa membantu penjualanmu karena sudah dipastikan semua sudut-sudut store akan berguna sebagai area berjualan.


Memaksimalkan penjualan

Saat mendatangi sebuah toko, terkadang kita mendapati produk-produk yang banyak dibeli ditempatkan di bagian belakang atau bersama produk lainnya yang relevan. Hal ini juga fungsi dari planogram.


Contohnya, saat ingin membeli roti, produk selai, meses dan mentega biasanya diletakkan di sekitarnya. Secara otomatis, konsumen yang mungkin hanya ingin membeli roti tawar akan langsung mengambil selai.


Dengan begitu, konsumen yang semula hanya ingin membeli 1 produk, jadi membeli 2 produk atau lebih.


Memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan

Kalau hanya sekedar ingin melihat-lihat atau browsing di dalam sebuah toko, penataan produk-produknya pasti menjadi hal yang menyenangkan, ya? Inilah yang dilakukan oleh planogram, agar produk-produk yang ada di store terlihat menarik bagi pengunjungnya.


Kaus kaki yang tertata rapi sesuai dengan urutan warna pelangi, buku-buku yang ditata sesuai dengan abjad nama penulis, dan produk-produk ditata dalam satu tema warna merupakan beberapa contoh planogram untuk memberi pengunjung pengalaman belanja yang menyenangkan.


Kalau hati senang (dan lihat diskon), biasanya konsumen jadi tertarik untuk belanja, nih!



Bagaimana cara membuat planogram?

Membuat sebuah planogram, terutama untuk pemula, bisa menjadi hal yang memusingkan dan overwhelming. Karena belum tahu seperti apa saat bisnis dijalankan, setiap orang pasti ingin semua hal direncanakan sedetail mungkin, dan bisa saja malah tidak menjadi efektif.


Memang, pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh visual merchandiser. Namun, mereka akan lebih fokus untuk membuat store terlihat aesthetic dibanding pendataan produk secara detail.


Beberapa cara membuat planogram adalah dengan mempekerjakan planogrammer khusus, atau menggunakan software planogram. Kalau mau hemat dana, kamu bisa kok, buat sendiri.


Mempekerjakan planogramer

Planogrammer atau spesialis planogram adalah orang yang secara khusus membuat dan mengatur planogram retail berdasarkan perilaku konsumen. Sama seperti visual merchandiser, mereka juga bertujuan untuk meningkatkan penjualan.


Seorang planogrammer biasanya dibayar cukup mahal, jadi kalau bisnismu belum terlalu besar, juga bisa menyewa planogrammer dari third-party ataupun freelance. Contoh yang bisa dicoba adalah Advotics.


Menggunakan software planogram

Di zaman serba komputer dan internet seperti sekarang, menggunakan software khusus untuk mengerjakan planogram juga masih memungkinkan. Sebagian besar bersifat berbayar dengan free trial.


Kamu bisa invest untuk membeli software ini, dan mungkin biayanya akan lebih murah dibanding mempekerjakan planogrammer, ya!


Beberapa software planogram yang bisa dicoba adalah DotActiv, ShopShape, JDA’s Planogram Generator. SmartDraw, Shelf Logic, dan masih banyak lainnya.


Membuat sendiri rancangan planogram

Kalau alokasi dana untuk planogram masih belum banyak, kamu bisa buat sendiri rancangan planogram, lho!


Dengan tema Do-It-Yourself menggunakan kertas, pulpen dan penggaris, kamu bisa menggambar sketsa peletakkan produk-produk di dalam store, atau membuat tabel untuk pendataan.


Kalau kamu nggak begitu gaptek, kamu bisa coba desain di software illustrator atau yang lebih sederhana, menggunakan Excel.


Komponen wajib dalam planogram

Baik mempekerjakan tenaga khusus atau dikerjakan sendiri, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat membuat planogram. Supaya nantinya tidak membingungkan saat dibaca dan saat mengatur store.


Dengan memikirkan konsumen saat membuat, kamu perlu tahu hal-hal seperti dimensi ruang untuk display produk, dan juga pengaturan produk beserta kemasannya.


Display dan ukuran

Di dalam planogram harus ditentukan dimensi atau ukuran dari rak, letaknya di dalam toko dan juga bagaimana produknya dipajang.


Pastikan untuk memberi detail tipe produk yang harus ditempatkan pada tiap bagian, misalnya produk mana yang harus ditempatkan di dalam pendingin, produk mana yang harus diletakkan di rak bagian atas atau bawah, produk mana yang harus dimasukkan ke dalam keranjang.


Produk dan kemasan

Selanjutnya, pastikan kamu bisa dengan mudah membaca produk mana yang cocok dalam rak-rak tertentu. Hal ini termasuk detail dari brand produk, ukuran produk, spesifikasi kemasan produk, dan cara menempatkannya di rak.


Misalnya, untuk produk yang masih baru dirilis, harus selalu ditempatkan di bagian depan rak.


Metodologi

Kalau semua sudah dikerjakan dengan rapi, nantinya planogram ini bisa menjadi komponen yang bisa menjadi panduan bagi tim kamu. Metodologi seperti penggunaan data produk yang sedang dipajang bisa menjadi bahan evaluasi yang informatif.


Dengan layout dari store dan informasi produk yang sedang dipajang, bisa menjadi data untuk membuat desain planogram selanjutnya. Berbagi informasi dengan tim seputar isi planogram ini pun bisa membantu untuk memahami perilaku dan motivasi konsumen. Sehingga mereka bisa tahu cara yang baik agar store bisa menjadi lebih baik lagi.



Planogram ternyata juga diperlukan pada vending machine untuk menentukan jumlah dan inventori produk di dalam mesin, lho!


Apa ya, bedanya planogram pada vending machine? Baca di sini: Apa itu Planogram dalam Bisnis Vending Machine?


Tertarik menggunakan vending machine untuk menjual produk kamu?


Buat produkmu cepat laku dengan smart vending machine Smartven. Kamu bisa mendiskusikan ide-idemu dengan tim Smartven melalui tombol di bawah ini!


Lihat juga website Smartven, Instagram, dan YouTube untuk informasi lainnya. Stay healthy and see you soon!






Baca Blog Lainnya

bottom of page