top of page

Inovasi dan Penemuan Baru Di Tengah Meriahnya SEA Games 2022


sea games 2022
Source: Olympic games

Bulan Mei tahun ini, Asia Tenggara sedang larut dalam meriahnya suasana festival olahraga, nih! Yup, setelah ditunda dari jadwal semula di tahun 2021, akhirnya SEA Games ke-31 jadi dilaksanakan tahun ini. Sebelas anggota keseluruhan dari Federasi Southeast Asian Games, termasuk Indonesia, tak ketinggalan mengambil peran dalam festival olahraga yang dilaksanakan dua tahun sekali ini. Mencakup 40 jenis olahraga yang dipertandingkan di dalamnya, semua negara berlomba-lomba mengirim atlet terbaik mereka untuk ikut berkompetisi. Megahnya SEA Games ini juga sekaligus merayakan kembalinya acara olahraga yang diadakan secara offline dengan penonton langsung. Bisa kita bayangkan bukan sorak-sorak semangat dan dukungan yang diterima para atlet dari tiap negara, baik dari sosial media, televisi, maupun secara langsung di lokasi. Di tahun 2019 kemarin, panitia memutuskan bahwa tuan rumah untuk tahun 2021 adalah Vietnam. Sebenarnya, festival ini masih direncanakan untuk tetap diadakan walaupun diundur 3 bulan dari jadwal asli yaitu pada bulan November sampai Desember tahun 2021. Tetapi, karena pandemi COVID-19 yang masih memuncak di Vietnam, akhirnya diputuskan kembali kalau acara akan diadakan dari tanggal 12 sampai 23 Mei 2022. Upacara pembukaan bertempat di Stadion My Dinh di Hanoi tanggal 12 Mei lalu, sedangkan upacara penutupannya akan dilaksanakan hari ini, tanggal 23 Mei, bertempat di Hanoi Indoor Games Gymnasium. Maskot SEA Games dari Vietnam juga tidak mau kalah ikut meriahkan acara ini. Sao La, nama maskot tersebut, terinspirasi dari binatang langka asli Vietnam yang disebut Saola.


Di bulan Mei, kita sudah sedikit banyak belajar tentang negara bagian tetangga kita. Dengan slogan SEA Games yang bertajuk “For A Stronger Southeast Asia” atau bisa kita bahasa Indonesiakan menjadi “untuk Asia Tenggara yang lebih kuat”, diharapkan kedekatan dan kebersamaan yang terjalin antar negara tetangga akan semakin kuat terlepas dari perbedaan kultur yang ada. Slogannya kurang lebih menggambarkan jatuh bangun setelah pandemi, yang berdampak ke banyak aspek kehidupan di negara-negara Asia Tenggara. Tetapi, kita harus tetap memandang ke depan dan tidak hanya fokus ke perspektif negatif dari kejadian ini. Adanya pandemi sendiri sedikit banyak sudah mendorong kita untuk selalu berinovasi dan menciptakan penemuan baru yang memungkinkan segala aktivitas tetap bekerja walaupun diterpa bencana atau sesuatu yang tidak kita prediksi sebelumnya. Seperti vending machine misalnya. Dengan sistem touchless, cashless, dan fitur yang mudah diakses, mesin ini tepat sekali untuk mempermudah hari-hari kita. Membatasi ide-ide ini ke satu kategori saja (untuk bisnis-bisnis yang terpengaruh pandemi kemarin, maksudnya) bisa sangat disayangkan, makanya sudah seharusnya kita mulai mengadopsi kategori lain dan mewujudkan ide yang tepat dilakukan untuk kemajuan negara-negara di Asia Tenggara.



Untuk memberi kamu ide dan gambaran, berikut beberapa vending machine yang menarik di Asia Tenggara. Tenang, walaupun judul artikel ini memang seputar SEA Games, yang dibahas tidak melulu tentang olahraga, kok!


Vietnam

Sebagai tuan rumah untuk SEA Games ke-31, negara ini, terutama untuk Kota Hanoi sebagai ibu kota, akan dipadati dengan turis maupun warga lokal. Sejak bepergian antar negara sudah diperbolehkan kembali, bisa dipastikan kalau pengunjung Hanoi atau kota besar lainnya di Vietnam adalah turis. Pada dasarnya, adanya vending machine di Vietnam memang dikembangkan untuk turis. Pariwisata kota masih bergantung pada warga lokal yang menjual minuman botolan atau snack khas. Pada waktu-waktu tertentu mereka juga akan menaikkan harga (ketika tahu yang membeli itu turis, biasanya harganya jadi mahal). Pemerintah pun mulai memikirkan cara untuk menjual produk tanpa kenaikan harga seperti ini melalui vending machine. Langkah yang tepat mengingat turis umumnya selalu membawa uang tunai yang masih baru didapat dari money changer. Bisa juga dengan pilihan pembayaran cashless yang tersedia, mereka bisa menggunakan kartu kredit atau melakukan scan kode QR. Simpel, kan? Tahu tidak, dulu vending machine masih tergolong jarang lho di Vietnam! Hal ini disebabkan kurangnya perputaran uang yang terpercaya, jarangnya penggunaan koin, dan uang kertas yang digunakan untuk transaksi kebanyakan sudah lecek atau tidak mulus lagi sehingga menyulitkan untuk diterima bill validator. Makanya, sekarang ini, pembayaran mobile lebih diminati karena lebih cepat. Untuk melakukan transaksi, konsumen harus men-download aplikasi dompet digital bernama Toro. Kalau di Indonesia mirip seperti OVO dan GoPay, deh. Nantinya, aplikasi akan menampilkan kode QR yang bisa di-scan oleh mesin untuk menyelesaikan transaksi.


Beragam jenis vending machine di Vietnam kebanyakan menjual produk di sektor makanan dan minuman. Ada vending machine unik yang menjual pho dan banh mi seperti ditampilkan video di bawah ini. Vending machine pho muncul dari ide seorang mahasiswa Ho Chi Minh City University of Technology and Education. Karena pho adalah makanan khas nasional, kehadiran mesin ini di tempat-tempat umum bisa sangat membantu. Mesin ini diperkirakan bisa menyimpan sampai 50 mangkok dengan mekanisme mesin yang bisa memproses air panas dan memiliki sistem pendingin.





Philippines

Selama masa pandemi, di daerah pedesaan Filipina, akses ke internet bisa dibilang mahal dan jarang sehingga menyulitkan anak-anak disana untuk menghadiri sekolah online. Makanya, kehadiran Pisonets, vending machine internet mini, jadi secercah harapan untuk warga. Dengan hanya perlu memasukkan satu peso mata uang Filipina ke slot mesin, akan dimulai timer yang menghitung sekaligus membuka akses ke layar komputer selama 5 menit. Bisnis Pisonet entah bagaimana tetap tegak selama pandemi walaupun hanya menawarkan akses ke komputer per 5 menit. Adanya mesin ini sangat membantu warga sekitar yang punya akses terbatas ke internet, apalagi diperkirakan sebanyak 60% warga dengan pendapatan rendah tidak memiliki laptop atau smartphone. Mesin Pisonet juga cukup populer karena cocok sekali dengan style konsumerisme di Filipina yang disebut tingi, dimana mereka lebih baik membeli sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan dibandingkan membeli sesuatu yang mahal di awal seperti berlangganan internet tiap bulan.


pisonet vending machine
Pisonets in the Philippines

Vending machine lain di Filipina yang sangat membantu masyarakat adalah vending machine susu. Ide mesin ini dimulai saat pandemi untuk memastikan orang-orang tetap mendapatkan konsumsi produk olahan susu harian mereka selama masih ada peraturan pembatasan dan jaga jarak. Petani-petani disana tetap bisa menjual susu ke warga lokal dengan mudah dan aman. Orang-orang tidak perlu lagi selalu bergantung ke produk susu yang didapatkan dari kota lain atau produk hasil impor. Mesin susu ini sudah dibuka untuk publik pada Oktober 2021 lalu di Luzon.




Di Indonesia dan sekitarnya

Negara dengan teknologi maju seperti Singapura juga punya vending machine unik seperti ATM salmon atau vending machine chili crab. Perkembangan vending machine masih cukup rendah di negara-negara Asia Tenggara, tapi sudah bisa dibilang mulai bertumbuh selama dekade terakhir ini. Di Indonesia sendiri, penggunaan vending machine bisa banyak terlihat di tempat-tempat umum dan tidak terbatas hanya di shopping mall saja, tetapi juga di rumah sakit, pabrik, fitness centres, dan sekolah maupun kantor. Dengan perkembangan yang semakin cepat ini, sepertinya slogan SEA Games yang mengharapkan semakin kuatnya Asia Tenggara akan bisa tercapai dalam beberapa tahun ke depan, ya?


Kalau kamu mau berdiskusi atau ingin cerita lain seperti ini, kamu bisa tulis komentar di bawah. Vending machine masih bisa melakukan banyak hal lagi dan membantu orang-orang disekitar mereka. Dengan penutupan SEA Games malam hari ini, jangan sampai semangat kita ikut redup. Mari bangun masa depan bisnis ritel bersama Smartven dengan vending machine. Kalau kamu ingin informasi lebih lanjut, kamu bisa klik tombol di bawah atau cek website dan halaman Instagram kami. Sampai bertemu kembali!




Translasi ditulis oleh: Tanisya Pristi Azrelia

Baca Blog Lainnya

bottom of page