Cara Bisnis Bangkit Kembali Setelah Pandemi

Dengan berakhirnya segala pembatasan dan peraturan di bulan Mei ini, banyak sektor yang mulai melakukan revitalisasi atau mencoba membangun kembali semua hal yang terhambat selama pandemi lalu. Tempat-tempat seperti bandara, gym, hotel, bioskop, pusat perbelanjaan, dan salon kecantikan bisa dikatakan adalah tempat yang paling terdampak selama dua tahun terakhir ini. Bukan cuma tempat publik, industri yang melibatkan banyak orang dalam pelaksanaannya semacam produksi TV dan film, event organizer, dan agen properti juga ikut terdampak besar. Bisa kita bayangkan kalau pembatasan ini mengekang ide kreativitas dan produktivitas banyak sekali orang dari berbagai kalangan. Ada pula efek bola salju yang muncul satu sama lain. Misalnya, di dunia entertainment, film Batman yang dibintangi Robert Pattinson harusnya sudah dirilis di Juni 2021. Sayangnya, karena adanya pembatasan covid dan Pattinson terkonfirmasi positif, jadwal syuting harus ditunda yang akhirnya jadwal rilis pun mundur sampai Maret 2022. Kalau dilihat sisi positifnya sih, karena bioskop masih ditutup tahun lalu, sekarang semua hal semakin berkembang dan punya prospek yang lebih baik (pastinya IMAX bekerja paling keras, sih).
Ketika semua hal seperti dihantam oleh pandemi dan terlihat tidak ada titik terangnya, terutama di sektor bisnis, orang-orang masih cukup paranoid untuk menjalankan bisnisnya. Di situasi ini, transaksi online masih diminati, melihat bagaimana Indonesia adalah pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara di 2021 dengan kontribusi mencapai 50% dari seluruh transaksi tercatat. Ini bisa jadi akan memperlambat progres dari transaksi offline, kembalinya ke keadaan normal sebelum pandemi. Benar memang, belanja online itu sangat memudahkan kita dari segala sisi karena bisa dilakukan dari manapun. Tetapi, kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa kebanyakan tempat publik sudah dibuka dan berfungsi kembali. Negara-negara mulai membuka ‘gerbang’ mereka, hotel sudah beroperasi seperti biasa, orang-orang kembali rutin datang ke gym, dan penikmat film bisa mengunjungi bioskop kembali. Dari seluruh tempat ini, dan melihat bagaimana meningkatnya jumlah orang yang sudah bepergian ke luar, menjalankan bisnis kini harusnya seperti menghirup udara segar. Mungkin sudah saatnya kamu membuka jendela setelah berada di dalam ruangan selama dua tahun lamanya.
Bulan Mei yang ditunggu-tunggu

Di Indonesia, kebijakan PPKM sudah dicabut bulan Mei ini. Apa artinya? Kamu sudah bisa mulai membangun dan mengembangkan bisnis offline! Ditambah karena hampir seluruh masyarakat juga sudah tervaksinasi penuh, waktunya semakin pas untuk mulai membuat rancangan bisnis. Beberapa hal yang bisa kita pelajari dari pandemi juga bisa diterapkan. Beberapa orang saat ini ada yang masih melakukan physical distancing, makanya garis antrian yang jelas pasti sangat membantu mereka. Biaya sewa lokasi tertentu masih sangat tinggi saat ini, tapi jangan berkecil hati dahulu. Kamu bisa memutar biaya tersebut untuk meningkatkan penjualan. Salah satu caranya adalah dengan meletakkan produk yang cocok di lokasi tertentu dimana pasti akan ramai orang yang lewat. Siapa tahu diantara orang yang berlalu-lalang ini ada yang tertarik untuk membeli produk yang kamu jual? Tetapi, yang jelas intinya satu: kehadiran bisnis secara offline di ‘dunia setelah pandemi’.
Baca juga: UMKM Buka Cabang Baru Tanpa Toko, Memang Bisa?
Bend the rules!
Ngomong-ngomong tentang bioskop lagi, bulan lalu Cinema XXI mengeluarkan pernyataan kenaikan harga tiket demi menjaga servis dan mengisi kekosongan transaksi tiket selama pandemi kemarin. Ini cara mereka untuk bangkit kembali. Harga tiket pesawat pun tidak mau kalah dan dilaporkan melonjak hingga 20% tahun ini, dengan alasan kenaikan yang sama seperti bioskop. Sudah dapat intinya? Walaupun harga dinaikkan, orang-orang akan tetap membeli produk tersebut, kok.
Jadi, di era baru dunia usai pandemi berakhir, kita harus setidaknya mencoba untuk masuk ke bisnis offline lebih jauh lagi. Mengembangkan bisnis dengan membuka toko offline adalah salah satu cara untuk melakukannya. Repot, ribet, dan mahal? Ya, kita semua tahu membuka toko offline memang memerlukan banyak pertimbangan. Mulai dari desain tempat, menyiapkan produk-produk, sampai mempekerjakan karyawan untuk menunggu di toko. Biayanya makin naik lagi kalau bicara tentang biaya sewa dan tagihan listriknya. Sepertinya memusingkan ya, banyak yang harus dipikirkan. Kita harus mempelajari cara baru untuk mengatasi masalah ini, dan salah satu solusi yang bisa kita lakukan adalah menggunakan vending machine. Bisnis kamu masih bisa punya kehadiran secara offline, kamu bisa menampilkan produkmu tanpa perlu dipajang di toko secara langsung, dan kamu juga tidak perlu lagi mencari karyawan untuk menunggu di mesin tersebut.
Punya vending machine yang unik juga bisa jadi pilihan. Kamu tidak perlu, kok, menempatkan produk kamu di vending machine yang kelihatan kuno. Beri sentuhan seleramu sendiri di mesin agar proses transaksi bisa jadi jauh lebih seru! Kamu bisa punya mesin yang transaksinya cashless atau menggunakan uang kertas kalau kamu mau. Sekarang ini, vending machine juga bisa diakses secara remote. Smartven sendiri punya sistem CMS (Cloud Management System) yang memungkinkan kamu mengoperasikan bisnismu dari rumah. Walaupun produkmu memang dijual dan ditampilkan ke orang-orang di luar sana, kamu masih bisa mengakses segala hal mulai dari laporan penjualan, daftar inventaris, sampai mengatur promo kapanpun dan dimanapun kamu mau.
Baca juga: Bisnis Vending Machine di Indonesia Saat Pandemi
Mari mulai lihat ke depan
Meskipun pandemi mungkin melemahkan usaha kita, kamu tidak perlu patah semangat dan harus mulai membangun bisnis atau melanjutkan perkembangan bisnis kecilmu yang tertunda selama pandmi. Kamu bisa mulai dengan Smartven, karena kami akan selalu ada untukmu kapanpun kamu membutuhkan kami (sudah seperti lirik lagu, ya?). Kalau kamu tertarik untuk berbisnis dengan vending machine atau punya produk yang ingin dijual lewat vending machine, kamu bisa menghubungi tim Smartven untuk menjadwalkan konsultasi. Kamu juga bisa langsung klik tombol di bawah untuk respons lebih cepat. Kunjungi juga website Smartven dan Instagram kami untuk informasi lainnya, ya. Sampai bertemu kembali!
Translasi ditulis oleh: Tanisya Pristi Azrelia